TUGAS MATA KULIAH PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA PERBANDINGAN TRANSPORTASI DARAT “KERETA API” DI SINGAPURA DAN INDONESIA


TUGAS MATA KULIAH PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA PERBANDINGAN TRANSPORTASI DARAT “KERETA API” DI SINGAPURA DAN INDONESIA
 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Seperti contoh ketika kita membutuhkan suatu barang yang tidak ada di tempat kita berada pasti kita akan melakukan mobilisasi untuk mendapatkan hal tersebut. Usaha ini lah yang disebut dengan transportasi.Transportasi adalah segala macam bentuk pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat yang lainnya dengan menggunakan sebuah moda transportasi (kendaraan bermotor) yang digerakkan oleh manusia dengan di dukung suatu infrastruktur.Pergerakkan ini di tujukan untuk mempermudah manusia melakukan aktivitas sehari-hari untuk memperoleh biaya kehidupannya. Menurut nasution (2004), terdapat 5 unsur transportasi, yaitu manusia, yang membutuhkan transportasi; barang, yang diperlukan manusia; kendaraan, sebagai sarana transportasi; jalan, sebagai prasarana transportasi; organisasi, sebagai pengelola transportasi.
Transportasi dapat dilakukan melalui berbagai jalur yaitu darat, laut, dan udara.Dengan pilihan berbagai jalur ini, jalur yang paling efektif dan efisien sehingga sering digunakan adalah jalur darat.Namun melihat kondisi transportasi darat saat ini terutama di Indonesia yang membuat masyarakat kurang merasa nyaman, maka dibutuhkan sebuah transportasi yang cepat, nyaman,dan terhindar dari kemacetan.Salah satu jalan keluar dari kemacetan dan keramaian jalur darat adalah dengan menggunakan kereta. Kereta api menjadi primadona transportasi dikarenakan memiliki jalur sendiri yang menjadikannya terus melaku tanpa terhambat macet, tidak terpengaruh oleh keadaan diluar jalurnya seramai apapun, kereta api tetap berjalan tanpa hambatan. Selain itu terdapat beberapa indicator yang membuat masyarakat memilih kereta api sebagai moda transportasi utamanya, diantaranya adalah sistem pelayanan, kondisi infrastruktur, sisi ekonomis dan sistem keamanan yang dimiliki kereta api.
Seiap negara pasti memiliki pelayanan public yang berbeda, termasuk dalam pelayanan public transportasi darat khususnya kereta api. Ada negara yang mengkomersilkan pelayanan transportasinya supaya menghasilkan keuntungan yang besar, dan ada juga negara yang benar-benar memberikan pelayanan public transportasi dengan sangat professional tanpa mengharapkan keuntungan dari publik. Maka dari itu disini kami akan membandingkan perbandingan transportasi darat kereta api di negara Singapura dan Indonesia melalui 4 indikator, yaitu sistem pelayanan, sisi ekonomis, kondisi infrastruktur, dan sistem keamanan yang diberikan.
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan transportasi kereta api di Singapura dan Singapura?
C.     Tujuan
Sesuai dengan disiplin ilmu peneliti maka penelitian yang akan dilaksanakan berdasarkan atas bidang ilmu administrasi negara dan untuk membahas mengenai perbandingan transportasi kereta api di Singapura dan Singapura dari sisi sistem pelayanan, sisi ekonomis, infrastruktur, dan keamanan
D.    Manfaat Penelitian
Manfaat dan hasil yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah:
1.  Secara teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan studi dan menjadi salah satu sumbangsih pemikiran ilmiah dalam melengkapi kajian-kajian yang mengarah pada pengembangan pelayanan public dalam bidang transportasi darat.
2.  Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi semua pihak terkait khususnya kementrian perhubungan dalam penyelenggaraan pelayanan sistem transportasi darat.
3.  Kegunaan metodologis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan bagi penelitian berikutnya.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.                PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA
Anggara Sahya (11, 2012) menjelaskan Perbandingan administrasi negara tersusun dari 3 konsep yang sangat bermakna, yaitu kata “perbandingan”, “administrasi”, dan “negara”. Perbandingan artinya melakukan penilaian terhadap dua hal yang sama dalam objek tertentu. Kata perbandingan dapat diartikan pula dengan istilah menyamakan atau membedakan dua objek atau lebih objek tertentu, misalnya membandingkan administrasi negara dan administrasi perkantoran. Konsep administrasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian tugas-tugas dan kegiatan dari berbagai tingkatan dan jenis pekerjaan secara sistemik dalam organisasi. Proses administrasi secara hierarki mengerjakan 3 fungsi utama yaitu fungsi pengarahan organisasi, fungsi manajemen organisasi, dan fungsi pengawas.
Dan konsep yang ketiga yaitu administrasi negara, yang berarti keeluruhan penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara dengan memanfaatkan dan mendayagunakan segala kemampuan aparatur negara serta segenap dana dan daya untuk terciptanya tujuan dan terlaksananya tugas negara. Dengan ketiga pengertian tersebut dapat dipahami bahwa perbandingan administrasi negara adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji sistem pelayanan negara dan penyelenggaraan negara dengan pendekatan perbandingan yang bertujuan untuk membandingkan pola-pola administrasi dari berbagai sudut pandang.
B.                 PENDEKATAN SISTEMATIS
Pendekatan sistematis mendasarkan administrasi sebagai sistem untuk diperbandingkan. Sistem-sistem yang dibandingkan adalah yang terdapat dalam administrasi negara, misalkan perbandingkan sistem negara yang menganut monarki dengan demokrasi, negara maju dengan negara berkembang, negara kecil dengan negara yang besar wilayahnya,  negara yang menganut presidensial dengan parlementer (Sahya Anggara,27, 2012). Dalam analisis ini, Perbandingan Sistem menjelaskan mengenai perbandingan sistem pelayanan trasnportasi kereta dan MRT di Singapura dan Indonesia. Pendekatan sistem melihat cara kedua negara tersebut dalam mengelola transportasi public sebagai sebuah sarana untuk memberikan pelayanan public. Karena dari kedua negara tersebut memiliki masalah yang sama yaitu adanya kemacetan lalu lintas dan peningkatan volume kendaraan. Namun sistem manajemen pelayanan trasnportasi di kedua negara tersebut berbeda, apabila di Singapura perencanaan transportasi MRT telah direncanakan begitu matang sejak pertama beroperasi yaitu pada tahun 1987. Pemerintah singapura sudah sejak awal menyadari pentingnya penggunaan transportasi public, terlebih lagi dengan konsisi luas tanah yang tersedia sangat terbatas. Sedangkan di Indonesia antara masyarakat dan pemerintah dalam pelaksanaan transportasi masih sering menemukan banyak permasalahan.
C.                 SISTEM PELAYANAN
Pengertian Pelayanan Publik adalah segala kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit, akan mengurangi biaya atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga penerima pelayanan.
Setiap pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.Standar pelayanan merupakan ukuran yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan. Standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi
1.                  Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.Prosedur pelayanan harus dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan publik, termasuk pengaduan sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian hari.Prosedur pelayanan harus ditetapkan melalui standar pelayanan minimal, sehingga pihak penerima pelayanan dapat memahami mekanismenya.
2.                  Produk Pelayanan
Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.


3.                   Biaya Pelayanan
Biaya pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Biaya pelayanan termasuk rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.
4.                  Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik sangat menentukan dan menunjang keberhasilan penyelenggaraan pelayanan.
D.                SISTEM KEAMANAN
Definisi keselamatan dan keamanan transportasi secara umum.Keamanan transportasi adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan transportasi yang bebas dari gangguan dan/atau tindakan yang melawan hukum.Keselamatan transportasi adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan transportasi yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan prasarana penerbangan beserta penunjangnya.
E.                 SISI EKONOMIS
Ekonomis adalah suatu tindakan/perilaku dimana kita dapat memperoleh input (barang atau jasa) yang mempunyai kualitas terbaik dengan tingkat harga yang sekecil mungkin. Dari pengertian diatas ada 2 unsur yang sangat penting, yaitu sumber daya (biaya) dan input (barang atau jasa). Individu atau korporasi yang ekonomis selalu memilih barang atau jasa dengan harga yang murah dan kualitas yang baik.Dari sekilas pengertian diatas kita dapat melihat bahwa barang yang ekonomis itu bukan merupakan barang murahan atau barang asal jadi.
F.                 INFRASTRUKTUR
Infrastruktur adalah segala struktur yang berwujud fisik yang digunakan untuk menopang keberjalanan kegiatan masyarakat sehingga dapat menekan inefisiensi dari aktivitas masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.Infrastruktur dibuat sesuai permintaan se efisien mungkin yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat luas.Misalnya jembatan, bisa meningkatkan gairah ekonomi dengan penghematan biaya transportasi.

Aspek-aspek Pelayanan Publik:
1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran;
2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah,
a cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan;
3. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya kejelasan dan kepastianmengenai :
a. Prosedur/tata cara pelayanan, b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan administrative, c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan, d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya, e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
4. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta;
5. Efisiensi, mengandung arti :
a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan;
b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
6. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan;
7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani;
8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan aspirasi
masyarakat yang dilayani yang senantiasa mengalami tumbuh kembang.
BAB III
PEMBAHASAN
1.                  KERETA API DI SINGAPURA
Di negara Singapura, penggunaan trasportasi public lebih banyak digunakan dibandingkan dengan kendaraan pribadi, hal tersebut terjadi karena pemerintah Singapura membuat kebijakan untuk dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi.Untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah Singapura menyediakan transportasi public dilengkapi dengan fasilitas serta infrastruktur yang mendukung kepuasan masyarakat. Sehingga tidak heran apabila pemerintah Singapura bersedia mengeluarkan dana yang besar untuk membangun infrastuktur jalan serta penyediaan transportasi public yang memuaskan. Pemerintah Singapura melalui Land and Transportation Authority (LTA) menciptakan formulasi sistem transportasi publik terintegrasi dengan pengembangan hunian, komersial, fasilitas umum, dan pilihan modal transportasi yang nyaman, aman dan efektif. Pemberlakuan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) adalah awal penataan transportasi sistematis.Meskipun pemberlakuan ERP ini belum mampu menekan jumlah kendaraan pribadi, sehingga sistem ini diperbarui melalui sistem ERP tahap dua.ERP tahap dua adalah pembaruan dan generasi baru ERP tahap awal dengan memakai sistem navigasi satelit global atau Global Navigation Satelite System.Pengaturan lalu lintas dan pengenaan tarif menjadi langsung atau real time melalui satelit dan sistem on-board. (http://beritatrans.com/2015/05/26/kunci-sukes-singapura-menata-transportasi-kota-yang-bebas-macet/#sthash.JaENtIXv.dpuf). Dengan model ini mereka akan mengganti sistem antri yang sudah kuno.
Singapura sebagai salah satu negara maju di ASEAN, menekan sedikit mungkin penggunaan kendaraan pribadi dan memberikan pelayanan transportasi public yang baik untuk memberikan kepuasan dengan berbagai kebijakan yang telah dijelaskan diatas. Sebenarnya bentuk transportasi darat yang ada di Singapura dengan negara lain seperti Indonesia tidaklah berbeda. Namun yang membedakan adalah fasilitas yang diberikan untuk melayani public dalam menggunakan transportasi public. Berikut ini akan di jelaskan mengenai pelayanan transportasi darat di negara Singapura salah satunya adalah MRT.
MRT (Mass Rapid Transit)
MRT Merupakan transportasi public utama di negara Singapura berbasis rel atau apabila di Indonesia disebut sebagai kereta api. MRT ini memberikan pelayanan transportasi ke seluruh wilayah di Singapura sehingga jarak tempuhnya lebih jauh.MRT sebagai salah satu transportasi public yang paling banyak digunakan di Singapura selain bus.Setiap harinya, MRT melayani 2,8 juta perjalanan warga Singapura.Transportasi ini biasa disebut dengan transportasi rel bawah tanah, karena lahan yang dimiliki oleh singapura terbatas untuk pembuatan jalan, sehingga pemerintah memanfaatkannya untuk pembangunan rel. MRT dilihat dari berbagai sudut adalah sebagai berikut:
1.      Sistem Pelayanan
Pelayanan MRT dengan jam operasional dimulai dari Pkl. 05.30- 01.00  (dini hari), sehingga transportasi ini selalu digunakan oleh masyarakat baik pekerja, maupun siswa sekolah. MRT di Singapura memiliki kecepatan 100 kilometer per jam, sehingga dapat membawa penumpang sampai tempat tujuan lebih cepat.Kereta MRT biasanya datang setiap 7 menit sekali dan setiap 1 kilometer terdapat stasiun. Sehingga apabila penumpang ketinggalan kereta, masih ada kereta lainnya yang akan lewat selama masih dalam jam operasional MRT.  Dalam transportasi ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang akan memudahkan pengguna MRT terutama bagi wisatawan diantaranya adalah:
a.          Peta elektronik
Peta elektronik ini berfungsi memberi petunjuk lokasi bagi penumpang yang ada di dalam kendaraan.Alat ini memberitahukan lokasi terkini penumpang dan berapa stasiun lagi yang harus dia lewati untuk mencapai tempat tujuan.Alat ini ddukung oleh suara pemberitahuan yang disampaikan melalui pengeras suara yang ada di dalam kendaraan, sehingga dapat bekerja secara maksimal. Dengan begitu, penumpang akan sangat terbantu, terutama penumpang yang bukan penduduk setempat, dan biasanya tidak hafal daerah yang dilewati. MRT terbagi menjadi lima jalur yaitu east, west,north, south, dan circle yang tersedia di internet atau di pusat informasi stasiun sebagai peta petunjuk wisatawan yang berkunjung ke Singapura.  Stasiun MRT terintegrasi dengan halte bus, sehingga apabila tempat tujuan tidak terdapat stasiun, wisatawan ataupun masyarakat dapat menggunakan bus untuk ke tempat tujuan.
b.         Garis pembatas di depan pintu pemberhentian kendaraan.
Di stasiun-stasiun MRT maupun halte bus di Singapura, tepat di depan pintu pemberhentian kendaraan dipasangi garis-garis yang membatasi antara penumpang yang akan keluar dan penumpang yang akan masuk. Garis untuk penumpang keluar berwarna hijau dan berada di tengah, sebaliknya, garis untuk penumpang masuk berwarna merah dan berada di kedua sisi garis hijau. Penumpang yang sedang mengantre masuk tidak boleh menginjak garis hijau agar tidak menghalangi penumpang yang hendak keluar sehingga tidak akan terjadi aksi perebutan jalur antara penumpang yang keluar dan penumpang yang masuk ketika kendaraan berhenti. Dengan sistem tersebut, maka pergantian penumpang akan mejadi lebih aman, dan teratur.
c.          Kursi "permanen" untuk lansia, ibu hamil, ibu yang membawa anak, dan disabilitas
Di Singapura, kaum lansia, ibu hamil, ibu yang membawa anak, dan disabilitas tidak hanya wacana belaka, namun telah disiapkan kursi tetap. Di atas kursi tersebut tertulis "reserved seating". Kursi tetap ini biasanya ditempatkan di titik-titik yang berada di pojok, tak jauh dari pintu keluar masuk, untuk memudahkan ketika keluar agar tidak terlalu jauh. Kebanyakan warga tak akan menduduki kursi tersebut, meski dalam keadaan kosong sehingga penggunaan kursi permanen tersebut benar-benar ditujukan untuk orang-orang yang diprioritaskan.  (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/01/22/0905023/Transportasi.Massal.Singapura.Punya.Tiga.Hal.Sederhana.Ini)
d.         Pelayanan Tiket
Untuk pelayanan tiket MRT, Singapura menyediakan beberapa tiket diantaranya adalah:
1.      Tiket Standar
Adalah tiket yang digunakan untuk sekali perjalanan dalam bentuk kartu atau struk dan dapat diakses di seluruh stasiun.Sehingga tiket tersebut digunakan untuk masuk dan keluar di stasiun yang telah pilih dengan kartu tersebut.Bila salah stasiun maka tidak bisa keluar dan dikenakan denda jika tetap memaksa keluar. Demikian pula saat akan memasuki pintu masuk stasiun, kartu yang tidak terdeteksi, maka pada saat keluar kartu tidak bisa dipergunakan.
2.       EZ-Link Card
EZ-Link semacam kartu prabayar yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran MRT
3.       Singapore Tourist Pass (STP)
Kartu ini khusus berlaku untuk turis yang tinggal di Singapura untuk waktu pendek atau 1-3 hari untuk liburan.tiket ini dapat dibeli di terusan Singapore Tourist Pass (STP)dan dapat pakai untuk naik MRT selama masa berlakunya. Dalam Mesin Pembayaran tiket baik untuk ez-Link ataupun STP, dilengkapi dengan empat bahasa yaitu inggris, melayu, Thailand, dan mandarin, sehingga dapat dipahami oleh turis yang berasal dari berbagai negara dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami. (http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/08/25/enaknya-naik-kereta-mrt-di-singapura)
2.      Sisi Ekonomis
Untuk dapat menggunakan transportasi ini, masyarakat akan dikenai biaya 0,73 SGD – 2,00 SGD atau sekitar Rp.7.000- 18.000 tergantung jarak tempuh penumpang. Biaya ini jauh lebih murah dibandingkan dengam biaya taksi, namun lebih mahal dibandingkan dengan biaya naik bia. Akan tetapi, dengan menggunakan MRT, penumpang akan sampai tujuan dengan lebih cepat.
3.      Infrastruktur
Pemerintah Singapura tidak tanggung tanggung dalam menyediakan infrastruktur berupa rel untuk MRT.MRT telah terbangun jaringan rel sepanjang 153 km dengan 105 stasiun.Hal tersebut dilakukan karena lahan untuk pembangunan infrastruktur jalan terbatas, sehingga pemerintah lebih memilih untuk pembangunan jaringan berbasis rel untuk MRT.  Menurut Dinas Perhubungan Singapura atau LTA, dari total luas Singapura 718 kilometer (km), hanya 12 persen digunakan untuk infrastruktur jalan. Selanjutnya, 15 persen digunakan untuk perumahan warga serta 73 persen lahan digunakan untuk lahan perdagangan, industri, pelabuhan, bandara, ruang terbuka hijau, bangunan budaya dan heritage, serta resapan air. Sehingga pemerintah membuat rencana target pada tahun 2030, Singapura akan memiliki 380 km jaringan rel. (http://www.beritasatu.com/pelayanan-publik/278913-pembenahan-transportasi-publik-kebutuhan-utama-kota-megapolitan.html)
4.      Keamanan
Sebagai salah satu negara maju yang mengutamakan penggunaan transportasi public, pemerintah Singapura dalam menyediakan pelayanan transportasi juga sangat memperhatikan keamanan penumpang.Ketika ingin menggunakan transportasi public seperti MRT, penumpang harus mematuhi peraturan yang ditentukan yaitu dengan adanya larangan merokok, makan dan minum, dan megunyah permen karet di atas kereta.Sehingga kebersihan udara dalam transportasi tersebut terjamin dan nyaman. Penentuan denda tersebut bervariasi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dengan penjelasan sebagai berikut:
a.       Dilarang makan dan minum.
Bagi penumpang yang melanggar larangan ini akan terkena denda sebesar 500 dolar Singapura atau setara Rp 4.878.650. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga kebersihan tempat dan sirkulasi udara di dalam MRT.
b.      Dilarang Merokok
Bagi para penumpang yang kedapatan merokok di areal ini ancamannya sangat besar yakni didenda sebesar 1000 dolar Singapura atau setara Rp 9. 757.325. Asap rokok yang ditimbulkan oleh perokok aktif, akan berdampak sangat buruk bagi perokok pasif sehingga akan menganggu penumpang yang lain. Selain itu untuk antisipasi agar tidak menimbulkan percikan api atau kebakaran.
c.       Dilarang membawa benda atau barang-barang yang mudah terbakar, bila melanggar kena denda 5000 dolar Singapura setara Rp 47.500.000.
d.      Dilarang membawa buah durian di dalam MRT
Bau buah durian yang begitu menyengat, dapat membuat sebagian orang menjadi terganggu karena tidak terbiasa. (http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/08/25/enaknya-naik-kereta-mrt-di-singapura)
e.       Pengamanan Kebakaran
Poster-poster keamanan terlihat dengan jelas di tiap stasiun kereta dan operator juga sering menyiarkan petunjuk keamanan pada penumpang yang menunggu kereta.Pengaman kebakaran juga secara konsisten memenuhi standar National Fire Protection Association Amerika Serikat.Untuk menjaga keamanan juga telah difalisitasi peralatan darurat yang terdapat dalam MRT.
f.        Pemasangan pintu screen platform Pada Stasiun Melayang
Kecelakaan tidak dapat dihindarkan bahkan untuk trasnportasi canggih sekalipun, hal tersebut dapat terjadi karena kerusakan sistem ataupun karena kelalaian baik penumpang maupun petugas. Sehingga untuk menjaga keamanan, ada permintaan untuk memasang pintu screen platform dipasang pada stasiun melayang setelah beberapa kejadian dimana ada penumpang terbunuh akibat mereka terjatuh ke rel ketika kereta datang. Pintu ini pertama terpasang di Jurong East, Pasir Ris dan Yishun di tahun 2009 sebagai percobaan untuk menguji kebergunaannya. Kemudian akhirnya pada tanggal 14 Maret 2012, semua stasiun melayang telah dipasang pintu platform dan sudah beroperasi.Hal ini akan menghindari bunuh diri, pemudahan pengontrolan udara dalam stasiun, dan mencegah akses sembarang orang untuk masuk ke area terbatas. Sehingga sistem keamanan MRT telah terjaga dengan baik setelah melalui pemebenahan dan penambahan fasilitas.
Sejauh ini, meskipun tidak ada satu pun petugas di depan pintu masuk MRT atau di dalam pintu MRT. Namun puluhan CCTV terpasang di setiap titik sehingga pelanggaran apapun yang terjadim, tetap dapat terdeteksi.Sehingga adapat disimpulkan, bahwa penyediaan transportasi MRT di Singapura benar-benar memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan baik dari aspek pelayanan, fasilitas, keamanan, dan kenyamanan seluruh penumpang.
2.                  KERETA API DI INDONESIA
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antar negara (https://kereta-api.co.id/?_it8tnz=Mg==VOYWls&_zph=MTE=&_nd=Mzgy). Berikut akan dijelaskan mengenai kondisi Kereta Api di Indonesia.
1.      SISTEM PELAYANAN
1.      Perjalanan sudah terjadwal. Calon penumpang bisa memilih jadwal keberangkatan yang tersedia kereta jadwal pagi, siang atau malam dan jenis ereta ekonomi, bisnis atau eksekutif bisa di kondisikan.
  1. Punya jalur sendiri (rel), sehingga akan bebas dari kemacetan karena punya jalur sendiri.
  2. Saat ini seluruh kereta api sudah dilengkapi dengan AC/ Pendingin Udara.
  3. Tempat duduk sesuai dengan yang tertera pada tiket.
  4. Keamanan dalam kereta juga terjamin, selain ada security, juga ada polsuska serta pedagang asongan dan pengamen tidak bisa masuk ke dalam kereta api walaupun KA Ekonomi sekalipun. Namun alangkah baiknya tetap menjaga kewaspadaan terhadap barang bawaan kita.
  5. Toilet dan ruang tunggu yang nyaman dan bersih
  6. Pesan Tiket relatif lebih mudah, kapan dan dimana pun bisa pesan.
  7. Ada alat cetak tiket mandiri sehingga calon penumpang yang menukar kode booking tidak perlu antri di loket stasiun (Jonan,KAI 2013. Evaluasi Kereta Api di Indonesia. Bandung: The History of Indonesian Railways)
2.      SISI EKONOMIS
Kereta Api sudah sangat dikenal masyarakat sebagai angkutan umum yang memiliki tarif terjangkau, nyaman, dan relative lebih aman daripada angkutan umum lainnya. Selain itu, Kereta api memiliki daya angkut yang jauh lebih besar dari angkutan umum lainnya, karena sekali angkut Kereta Api bisa membawa ribuan penumpang sekaligus.  Detik (25 Maret 2009) Dalam pengoperasiannya di Indonesia, Kereta Api penumpang dibagi menjadi 3 kelas, yakni kelas eksekutif (K1), kelas bisnis (K2), dan kelas ekonomi (K3). Ketiga jenis kereta api ini memiliki perbedaan masing-masing baik dari segi tarif, fasilitas, formasi tempat duduk, dan waktu tempuh. Mulai dari tarif tiket, semua orang pasti setuju jika tarif kereta eksekutif adalah yang paling mahal diantara semua kelas yang tersedia untuk rute yang sama, kemudian disusul dengan kelas Bisnis, dan terakhir Ekonomi.
Bergeser ke fasilitas, khusus untuk kelas eksekutif disediakan bantal dan selimut gratis bagi penumpang yang dikelas Bisnis dan Ekonomi justru disewakan. Detik.com (25 Maret 2009) Dari segi formasi tempat duduk, kereta Eksekutif dan Bisnis sama-sama ditata dengan susunan 2-2 (2 kursi masing-masing di kedua sisi) dengan ukuran tempat duduk yang lebih lebar dari kelas ekonomi.  Sedangkan pada kereta ekonomi formasi kursi dengan susunan 2-3 dan 3-3.  Selain itu kursi di kelas eksekutif terbuat dari bahan yang empuk dan dapat diatur kemiringan serta bisa dirotasi, sedikit berbeda dengan kursi di kelas Bisnis yang tidak bisa dirotasi arahnya. Perbedaan juga terasa pada waktu tempuh kereta, rata-rata kereta api kelas eksekutif  memakan waktu tempuh yang lebih singkat dari kelas Bisnis dan Ekonomi karena hanya singgah di stasiun tertentu. Demi menambah kenyamanan penumpang, kereta api eksekutif dilengkapi dengan sun shading dan gordin sebagai pelindung dari sinar matahari di siang hari.
3.      INFRAKSTRUKTUR
Panjang rel 
Sarana jalan rel merupakan infrastruktur vital bagi transportasi kereta api (KA), yang mendukung kelancaran operasional KA. Investasi untuk pembangunan rel sebenarnya tidak sebesar pembangunan jalan raya, karena pembangunan rel hanya membutuhkan lahan yang sedikit dan tidak merusak ekosistim lingkungan di daerah. Jaringan rel kereta api di Indonesia hanya terdapat di Jawa dan Sumatera. Meskipun terbentang sepanjang 5.824 km, namun hanya 4.337 km yang operasional.Dalam periode 2004-2008 total penjang rel KA di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 1,6% yaitu menjadi 4,813,000 km dibandingkan 4.517.197 km pada 2004. Untuk meningkatkan sarana jalan rel KA, pemerintah giat melakukan rehabilitasi dan membuka sejumlah rel yang tidak dioperasikan lagi, untuk mendorong kegiatan perekonomian di daerah tersebut. Selain itu pemerintah juga menata perlintasan KA yang banyak dipenuhi pemukiman kumuh agar perlintasan rel menjadi aman (https://id.m.wikipedia.org/wiki/transportasi_rel_diIndonesia).
Menurut Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan anggaran program revitalisasi berupa perbaikan dan pergantian bantalan rel kereta api (KA) dari kayu ke beton pada 2008 mencapai Rp 19 triliun. Pada  2009 Departemen Perhubungan menyediakan anggaran perbaikan sarana jalur kereta api, mulai dari Tanjung Priok sampai Stasiun Kota, di Jakarta sebesar Rp 20 miliar. Ini merupakan program penataan perlintasan KA yang dipenuhi permukiman kumuh agar menjadi aman. Sepanjang 2009 sejumlah jalur rel yang baru bertambah diantaranya jalur ganda Patuguran-Purwokerto (Jawa Tengah) sepanjang 34,9 km, serta jalur Petarukan – Larangan (Jawa Tengah) sepanjang 30,5 km.
Stasiun 
Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antarkereta api sementara jalur lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada saat ini pada stasiun besar umumnya ada dua macam lantai peron, yang asli berlantai rendah dan yang telah disesuaikan dengan lantai tinggi. Kereta produksi sebelum 1920 umumnya mempunyai tanngga untuk turun ke bawah.Sedangkan kereta buatan sebelum tahun 1941 mempunyai tangga di dalam. Karena pada umumnya stasiun didirikan sebelum Perang Dunia II, maka lantai peron sama dengan lantai stasiun. Akibatnya para penumpang akan sulit turun-naik dari peron lama yang rendah, sedangkan kereta yang beroperasi kini pada umumnya dibuat setelah tahun 1965 yang berlantai dengan tangga yang tinggi.
Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antarkereta api sementara jalur lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Menurut data Dirjen Perkeretaapian (http:// www.datacon.co.id/Infrastruktur-2010KeretaApi.html), dalam periode lima tahun terakhir jumlah stasiun tidak mengalami perkembangan berarti. Pada 2004 jumlah stasiun tercatat sebanyak 571 unit, yang tersebar di daerah operasi Jawa 437 unit (76,5%) dan divisi regional Sumatera 134 unit (23,5%). Sedangkan pada 2008, jumlah stasiun berkurang 1 unit menjadi 570 unit yang terdiri dari 441 unit (77,4%) di Jawa dan sisanya 129 unit (26,4%). Di Jawa terdapat penambahan stasiun  dari 437 unit menjadi 441 unit, sebaliknya di Sumatera terjadi penutupan stasiun dari 134 unit menjadi 129 unit. 
Jumlah kereta api
ü  Pertumbuhan jumlah lokomotif 
Dalam periode lima tahun terakhir 2004-2008 pertumbuhan rata-rata jumlah lokomotif yang dioperasikan sangat minim yaitu - 0,9% per tahun. Pada 2004 jumlah lokomotif masih 354 unit, namun dalam tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan sehingga berkurang menjadi hanya 341 unit pada 2008.  Kondisi lokomotif yang dioperasikan saat ini bervariatif, dengan tingkat laik operasi berkisar dari 30%-95%.  Dari sejumlah 341 unit  lokomotif yang ada pada 2008, hampir seluruhnya sudah tua yaitu sekitar  82% berumur antara 16 tahun-30 tahun. Sementara sisanya bahkan  sudah mencapai umur di atas 30 tahun. Sampai dengan 2008 jumlah lokomotif yang siap dioperasikan sebanyak 341 unit  terdiri dari 303 unit (88,8%) merupakan jenis Lok besar. Pengoperasioan Lok besar ini terbanyak di Jawa yaitu 172 unit, di Sumatera Selatan 90 unit, di Sumatera Utara 30 unit dan Sumatera Barat 11 unit (http://faktajabar.co.id/?p=5030_kondisi_kereta_api_di_indonesia).
4.      SISTEM KEAMANAN
Keamanan di dalam kereta api juga berpengaruh besar pada kepercayaan penumpang, PT KAI sendiri memberikan beberapa peraturan di dalam berkereta guna keamanan dan keselamatan para penumpangnya seperti:
No smoking area
PT KAI melakukan upaya-upaya tegas dan konsisten dalam menerapkan kawasan bebas asap rokok di lingkungan stasiun maupun di atas KA. Jika kedapatan penumpang merokok di area stasiun dan di kereta serta didiamkan oleh petugas stasiun, maka akan ada sanksi bagi pegawai tersebut. Kebijakan tersebut guna meningkatkan kebersihan stasiun maupun kereta serta udara yang berimbas pada kenyamanan penumpang. Ini juga sebagai upaya kampanye memelihara kesehatan masyarakat serta menghargai penumpang kereta api lainnya yang tidak merokok (www.antaranews.com/berita/.../resensi-menata-kereta-api-berawal-dari-tidak merokok-kereta-api).


Okupansi Penumpang 100%
Pada masa angkutan Lebaran tahun 2012, manajemen PT. KAI telah menetapkan kebijakan 100 persen dari kapasitas angkut di semua kelas kereta (eksekutif, bisnis dan ekonomi jarak jauh).Dengan terobosan layanan ini, tidak ada lagi penumpang berdiri dan berdesakan di atas kereta, sehingga penumpang merasa lebih nyaman selama perjalanan. Hal berikut ini mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan dan tidak ada lagi penumpang yang berdiri diatas kereta api dan berdesakan sehingga dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diingkan.
Pencegahan Pelanggaran Sinyal (Garansi)
Adalah suatu sistem yang dapat mencegah terjadi tabrakan KA baik yang terjadi di petak jalan maupun di stasiun, kemudian mencegah terjadinya anjlok dan terguling yang disebabkan oleh pelanggaran pembatas kecepatan saat akan memasuki stasiun serta di petak jalan. Mekanisme peralatan ini bekerja jika peralatan yang di lokomotif/sarana menerima informasi dari pemancar sinyal/transmitter yang ada di track mengenai kecepatan, kondisi sinyal masuk stasiun. Posisi transmitter ini diatur sesuai kebutuhan untuk pembatas kecepatan di petak jalan, saat akan masuk di stasiun, atau saat akan keluar stasiun.Dengan informasi yang diterima maka sistem akan memberikan informasi awal kepada masinis, kemudian mengkontrol kecepatan sesuai persyaratan saat di petak jalan maupun saat akan masuk dan keluar stasiun.Selain itu sistem pengereman yang diterapkan ada dua yaitu sistem pengereman bertahap dan emergency yang bekerja secara otomatis.Kedua sistem pengereman ini diterapkan untuk menghindari tergulingnya KA karena saat kecepatan tinggi dilakukan pengereman dengan perlambatan yang sangat tinggi. Sistem pengereman bertahap ini bekerja untuk mengurangi kecepatan KA sampai dengan tingkat aman jika akan dilaksanakan pengereman emergency (tingkat perlambatan yang tinggi). (Hertanto Soebijoto.Kompas.com. Edisi 9.1.2013).
3.                  ANALISIS
Pendekatan sistem melihat cara kedua negara tersebut dalam mengelola transportasi public sebagai sebuah sarana untuk memberikan pelayanan public. Karena dari kedua negara tersebut memiliki masalah yang sama yaitu adanya kemacetan lalu lintas dan peningkatan volume kendaraan. Namun sistem manajemen pelayanan trasnportasi di kedua negara tersebut berbeda, apabila di Singapura perencanaan transportasi MRT telah direncanakan begitu matang sejak pertama beroperasi yaitu pada tahun 1987. Pemerintah singapura sudah sejak awal menyadari pentingnya penggunaan transportasi public, terlebih lagi dengan konsisi luas tanah yang tersedia sangat terbatas. Menurut data Dinas Angkutan Darat Singapura atau LTA Singapura, dari total luas Singapura 718 kilometer (km), hanya 12 persen digunakan untuk infrastruktur jalan. Selanjutnya, 15 persen digunakan untuk perumahan warga serta 73 persen lahan digunakan untuk lahan perdagangan, industri, pelabuhan, bandara, ruang terbuka hijau, bangunan budaya dan heritage, serta resapan air. Sehingga dengan keadaaan tersebut, pemerintah singapura membuat kebijakan untuk menggunakan lahan tersebut dengan pembangunan infrastruktur MRTdan tidak menambah rasio jalan untuk kendaraan pribadi. Sistem manajemen pelayanan transportasi tersebut juga didukung oleh beberapa kebijakan yang memaksa masyarakat akan menggunakan transportasi public. Seperti pembatasan kuota kendaraan, penggunaan ERP untuk sepeda motor dan mobil sehingga biaya yang diberikan sesuai dengan jarak yang ditempuh, dan harga mobil dan motor yang relative mahal.
Berbeda dengan yang dilakukan di Indonesia, sistem manajemen pelayanana trasnportasi belum menjadi prioritas.  Di kota besar contohnya Jakarta,  menurut Marga DKI dalam (beritasatu.com) laju pertumbuhan motor dan mobil di Jakarta meningkat sebesar 12 persen per tahunnya dan tersebut tidak sebanding dengan pertumbuhan rasio jalan yang hanya 0,1 persen. Meskipun dibeberapa kota sudah menerapkan kebijakan untuk mengurangi kemacetan seperti car free day, namun hal tersebut belum mampu menekan kemacetan. Pemerintah Jakarta baru memulai untuk membuat kebijakan menekan kemacetan serta perencanaan pembangunan MRT. Padahal di Singapura, penggunaan MRT serta penekanan kemacetan sudah dilakukan sejak lama yaitu mulai 1998 meskipun hasilnya belum menekan peningkatan pertumbuhan kendaraan pribadi. Namun salah satu komitmen yang ingin dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan meningkatkan pelayanan trasnportasi public. Selain itu,transportasi di Indonesia belum menjadi prioritas dalam mengatasi kemacetan karena transportasi public seperti kereta api baru menjadi transportasi kedua apabila tidak bisa menggunakan trasnportasi pribadi.
Di Indonesia juga memiliki transportasi kereta api yang saat ini mulai banyak digunakan oleh masyarakat. Namun, dari segi kualitas yang diberikan masih belum dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Terlebih lagi, kereta api hanya tersedia di pulau Jawa dan Sumatra saja, sehingga pulau lain belum dapat mengakses kereta api di daerahnya. Berbeda dengan kereta api di singapura, MRT menjangkau seluruh wilayah di Singapura sehingga memudahkan masyarakat ketika ingin mengunjungi tempat-tempat tertentu di Singapura. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor geografis negara, karena Singapura memiliki luas yang kecil dibandingkan dengan Indonesia sehingga lebih mudah menyediakan MRT untuk menjangkau seluruh wilayahnya. Dibandingkan dengan Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sehingga untuk menyediakan kereta api di seluruh propinsi di Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan hal tersebut yang menjadi masalah di Indonesia adalah terkait keterbatasan biaya. Bahkan kereta api yang ada sekarang kondisinya sudah tua dan hanya tersebar di Jawa, sedangkan di Sumatra belum juga menyeluruh.
Dari Perbandingan transportasi darat di kedua negara tersebut, bahwa kemampuan pemerintah dalam manajemen pelayanan trasnportasi mulai dari perencanaan sampai proses pelaksanaan kebijakan sangat berbeda. Pemerintah Singapura secara tegas dan berkomitmen membuat kebijakan untuk lebih mengutamakan penggunaan transportasi public dalam rangka mengurangi kemacetan, dan didukung dengan perencanaan jangka panjang untuk meningkatkan infrastruktur MRT di Singapura. Perencanaan transportasi public yang dilakukan saat ini merupakan bagian dari kelanjutan perencaan sebelumnya, sehingga pemerintah Singapura tidak mengatasi masalah dari nol. Di Indonesia, perencanaan penggunaan transportasi public baru dilaksanakan beberapa bulan terakhir dengan kondisi kemacetan dengan rasio penggunaan kendaraan yang semakin meningkat. Di Singapura masyarakat lebih suka menggunakan trasnportasi MRT karena cepat dan nyaman, apabila di Indonesia karena menggunakan transportasi pribadi dirasa lebih nyaman dibandingkan dengan transportasi umum seperti kereta api.
Apabila dilihat dari aspek pelayanan public adalam hal akuntabilitas dan responsibilitas seperti efektif, MR di Singapura lebih efektif karena mampu menjangkau semua wilayah di singapura. Aspek sederhana, baik kereta api dan MRT telah sama-sama memberikan pelayanan yang mudah untuk dipahami oleh masyarakat namun jauh lebih terintegrasi yang MRT. Aspek kejelasan dan transparansi, MRT dan kereta api telah menetukan secara jelas peraturan dan tata cara pembelian tiket serta jadwal, pejabat yang menangani juga telah ditetapkan secara jelas. Aspek keterbukaan, dalam memberikan pelayanan prosedur dari masing-masing transportasi telah dikomunikasikan terutama di stasiun. Aspek efisiensi, apabila dilihat dari waktu keberangkatan MRT jauh lebih efisien dibandingkan Kereta Api yang terkadang masih mengalami keterlambatan. Aspek rersponsif, kedua instansi terkait selama ini telah responsive dalam menanggapi aspirasi dari masyarakatnya terutama PT.KAI yang terus memperbaikinya.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Memang terlihat perbedaan yang sangat besar terkait manajemen pelayanan dan komitmen dalam memberikan trasnportasi public diantara kedua negara tersebut. Di Singapura masyarakat lebih suka menggunakan trasnportasi MRT karena cepat dan nyaman, apabila di Indonesia karena menggunakan transportasi pribadi dirasa lebih nyaman dibandingkan dengan transportasi umum seperti kereta api. Di Singapura dapat disimpulkan pengadaan trasnportasi public telah direncakan secara matang sehingga saat ini hanya melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan pengguaan transportasi umum dibandingkan dengan kendaarn pribadi.Hal tersebut menjadi visi dari Pemerintah Singapura untuk dapat menghilangkan kemacetan di negera singa tersebut.Sedangkan transportasi public di Indonesia belum menjadi orientasi sehingga kemacetan di kota-kota padat penduduk meskipun telah disediakan transportasi public, masih tetap terjadi.
Kebijakan transportasi public di Singapura direncanakan dengan sangat baik bahkan melalui concept plan yang sudah mulai direncanakan dari tahun 1971 sampai 2030 mendatang dan akan selalu direvisi setiap lima tahun sekali. Rencana tersebut didkung dengan kebijakan transportasi  terintegrasi dengan mengutamakan penggunaan tanah untuk membangun jaringan berbasis rel. Sehingga Pemerintah Singapura telah membuat rencana jangka panjang untuk mengantisipasi serta mengatasi fenomena yang dapat terjadi salah satunya kemacetan. Berbeda dengan di Indonesia, kebijakan yang dibuat adalah untuk menyelesaikan masalah sehingga pembuatan kebijakanya setelah terdapat fenomena sehingga perbaikan-perbaikan baru dimulai pada akhir-akhir ini. Perencanaan jangka panjang yang dilalukan oleh Singapura perlu ditiru oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah kemacean serta dapat mengelola lahan untuk diutamakan penggunaanya oleh trasnpostasi public.
Selain itu, pemerintah Indonesia dapat mengadopsi manajemen pelayanan transportasi kereta api atau MRT yang dijadikan prioritas utama pemerintah sebagai trasnportasi utama untuk membantu mobilitas masyarakat. Sehingga pemerintah Singapura lebih memberhatikan pelayanan transportasi public dan akan selalu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan masayarakat. Sehingga kebijakan dari pemerintah saat ini terutama tentang rencana pembangunan MRT di Jakarta, merupakan langkah awal sangat baik .Selain untuk lebih memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, juga untuk mengurangi dampat kemacetan lalu lintas yang sangat krusial saat ini.Pemerintah harus secara komitmen melaksanakan pembangunan tersebut didukung dengan infrastruktur yang baik agar lebih memudahkan masyarakat dalam menggunakannya.Namun pemerintah juga harus membuat regulasi untuk mendukung pembangunan MRT tersebut sesuai dengan visi pemerintah.
Dalam memberikan pelayan public, pemerintah harus merencanakannya secara matang agar dalam implementasinya dapat menimbulkan kepuasan di masyarakat. Karena apabila masyarakat sudah merasa terpuaskan maka akan semkin banyak masyarakat yang menggunakan transportasi public sehingga dapat tercapai tujuan utama dari pemerintah membangun transportasi yaitu untuk mengurangi kemacetan.



DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Sahya. 2012. Perbandingan Administrasi Negara. Bandung. Pustaka Setia.
Agus Budi C. PT KAIMenertibkanpedagangAsongan di sekitarStasiun.dcentronews.com. edisi  
         15.1.2013.

BINCANG BISNIS- Edi Sukmoro, DirekturUtama PT KeretaApi Indonesia (Persero): SemakinJadiAndalan
Jonan,KAI 2013. EvaluasiKeretaApi di Indonesia. Bandung: The History of Indonesian   
        Railways


HertantoSoebijoto. BanyaknyakecelakaanKeretaApi di InonesialKompas.com. Edisi 9.1.2013
SyubhanAkib. Indonesia JugaPunyaKeretaApiMurah. DetikOto.com. Edisi 25-03-2009.
SyubhanAkib. TiketKeretaApiberbagaimacamhargamulaidari Ekonomi.DetikOto.com.Edisi 25-03-2009.


Comments

Popular Posts