HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN ILMU LAIN
1.
Ilmu sejarah
Ilmu sejarah menyubang bahan data dan
fakta dari masa lampau untuk di olah lebih lanjut. Para ahli politik mempunyai
tujuan melihat kedepan sehingga bahan mentah yang disajikan oleh ahli sejarah dipakai
untuk menentukan pola-pola ulang yang dapat membantu untuk menentukan suatu
proyeksi masa depan dan diharapkan dapat berkembang dalam keadaan tertentu.
Misal di Indonesia kita mempelajari
faktor-faktor yang mendorong PKI untuk memberontak pada tahun 1948 dan Gerakan
G30SPKI 1965 agar peristiwa semacam itu dapat dihindarkan di masa depan.
2.
Ilmu Ekonomi (ekonomi politik)
Ilmu ekonomi sangat erat dengan ilmu
politik. Ekonomi dan politik berhubungan untuk kesejahteraan ekonomi negara
dengan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi untuk pembangunan perekonomian
negara. misalnya ekonomi internasional para ahli politik dan ahli ekonomi
dibutuhkan untuk menganalisis siasat-siasat pembangunan nasional dan juga untuk
melakukan kerjasa dalam bidang ekonomi dengan luar negeri.
3.
Ilmu Hukum
Setiap masyarakat baik moderen maupun
primitive harus berdasarkan kepada ketertiban. Hukum dibuat, dijalankan dan
dipertahankan oleh suatu kekuasaan. Pada saat ini, kekuasaan itu adalah Negara.
Dalam hal ini sudah nampak hubungan antara ilmu politik dan ilmu hukum, yaitu
dalam peranan Negara sebagai pembentuk hukum dan dalam objek ilmu hukum itu
sendiri yaitu hukum. Ilmu politik juga menyelidiki hukum tetapi tidak menitik
beratkan pada segi-segi teknis dari hukum, melainkan terutama menitikberatkan
pada hukum sebagai hasil persaingan kekuatan-kekuatan social, sebagai hasil
dari factor-faktor kekuasaan.
Ilmu politik mempelajari pembuatan dan
pengaturan undang undang, sedangkan undang undang adalah bagian dari ilmu
hukum. Jadi ilmu politik mengatur sebagian dari ilmu hukum, yaitu pembuatan
undang undang dan peraturan peraturan lainnya.
Sedangkan Ilmu hukum membatasi gerakan gerakan ilmu politik dengan batas batas yang telah ditentukan oleh undang undang atau peraturan lainnya.
Sedangkan Ilmu hukum membatasi gerakan gerakan ilmu politik dengan batas batas yang telah ditentukan oleh undang undang atau peraturan lainnya.
4.
Sosiologi
Sosiologi politik bagian dari sosiologi
yang menganalisis proses-proses yang menitik beratkan pada dinamika tingkahlaku
politik. Sebagaimana tingkahlaku itu dipengaruhi oleh berbagai proses spsoal,
seperti kerjasama, persaingan, konflik dsb. Hal-hal tersebut juga dianalisis
oleh ilmu politik.
Sosiologi membantu ahli politik dalam
usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari
berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat. Kemudian dengan mengetahui
teori-teori sosiologi dapat mengeatahui sampai dimana susunan dan spesifikasi
sosial mempengaruhi ataupun dipengaruhi oleh Misalnya Keputusan kebijakan dan
pengendalian sosial. Ilmu sosiologi dan politik sama-sama memandang negara dapat
dianggap baik sebagai asosiasi (dilihat dari manusia) dan sebagai sistem
pengendalian. Contohnya adalah partai politik (asosiasi) yang memperhaikan
bagaimana sifat dan kegiatan anggota parpol itu mempengaruhi sifat dan kegiatan
negara.
5.
Geografi
Faktor-faktor
yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis, desakan penduduk,
daerah pengaruh mempengaruhi politik. Hal ini memperlihatkan peranan geografi dalam politik
Ilmu bumi
politik (geopolitik) merupakan ilmu yang menerangkan pengaruh fisik misalnya
letak, luas wilayah, kekayaan alam atas pertumbuhan organisme politik. Geopolitik berperan
dalam menyusun kebijakan politik nasional maupun politik luar negeri.
6.
Psikologi sosial
Proses pendekatan ilmu politik banyak
memakai hukum-hukum dan dalil-dalil psikologi dalam menjelaskan gejala-gejala
politik dan penyelidikan tentang motif-motif yang menjadi dasar setiap proses
politik. Sarjana psikologi mengembangkan pendapat-pendapat mereka tentang
naluri, emosi, dan kebiasaan individu atau “psyche” seseprang. Pengetahuan
“psyche” seseorang dapat menjelaskan seluruh tingkah laku dan sikal orang itu.
Dalam penyelidikan pendapat umum, propaganda, parpol, masalah kepemimpinan dan
revolusi amat banyak dipergunakan hukum-hukum dan dalil-dalil psikologi itu.
7.
Antropologi
Antropologi budaya menyelidiki
aspek-aspek cultural dari setiap hidup bersama dimasa lampau dan masa kini.
Sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan masyarakat, maka hasil-hasil
penyelidikan antropologi dapat bermanfaat bagi ilmu politik. Terutama
hasil-hasil penyelidikan kebudayaan dimasa lampau yang meliputi semua aspek
cultural masyarakat, termasuk ide-ide dan lembaga-lembaga politiknya, dapat
dijelaskan kepada sarjana-sarjana ilmu politik menjadi timbul suatu pertumbuhan
dan perkembangan ide-ide dan lembaga-lembaga politik itu salah satu konsep
antropologi budaya yang merupakan penemuan yang penting adalah “konsep
kebudayaan” (culture concept) sebagaimana dikembangkan oleh Ralph Tipton dan
sarjana-sarjana antropologi lainnya. Konsep ini menyatakan eratnya hubungan
antara kebudayaan sesuatu masyarakat dengan kepribadian individu-individu dari
masyarakat itu, antara kebudayaan dengan lembaga-lembaga dan ide-ide terdapat
yang terdapat dalam masyarakat itu. Kebudayaan memberikan corak dan ragam pada
lembaga-lembaga dan ide-ide dalam masyarakat itu.
8.
Etika adalah pengetahuan tentang
hal-hal yang baik dan buruk, tentang keharusan dan hal-hal yang wajib
dibiarkan. Hubungan ilmu politik dan etika dilukiskan sebagai suatu hubungan
yang membatasi ilmu politik, terutama praktek politik. Etika mengatakan apa
yang harus dilakukan, tetapi disamping itu juga menetapkan batas-batas dari apa
yang wajib dibiarkan. Etika memberikan dasar moral kepada politik. Apabila
menhilangkan moral dari politik, maka akan kita dapatkan politik yang berisfat
“Machiavelistis” yaitu politk sebagai alat untuk melakukan segala sesuatu, baik
atau buruk tanpa mengindahkan kesusilaan. Hanya dengan jalan menjadikan
kesusilaan sebagai dasar politik, dapat diharapkan akan adanya politik yang
mengindahkan aturan-aturan permainan, apa yang harus dilakukan dan apa yang
wajib dibairkan.
Comments
Post a Comment